Geografi Tanahku
Pengertian tanah :
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di planet
bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup. Tanah adalah
lapisan tipis kulit bumi dan terletak paling luar. Tanah merupakan hasil
pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur dengan
bahan organik. Tanah mengandung partikel batuan atau mineral, bahan
organik ( senyawa organik dan organisme ) air dan udara. Mineral
merupakan unsur utama tanah. Pada umumnya mineral terbentuk dari padatan
anorganik dan mempunyai komposisi homogen.
Thornburry (1957) seorang
geomorfologis, memandang tanah adalah sebagai bagian dari
permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan
permukaan, sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisis, kimiawi,
maupun biologis yang Manusia tergantung pada tanah dan sampai
batas-batas tertentu tanah yang
baik tergantung pada manusia dan pengelolanya, Tanah sebagai tubuh alam
dimana tumbuhan dapat hidup. Peradaban besar selalu memiliki tanah
yang baik sebagai sumber alam utama. Selanjutnya peradaban ini akan
berlangsung kebesarannya selama mereka cukup baik memelihara
tanahnya sebagai tubuh alam. Jatuhnya bangsa-bangsa besar yang
menggunakan sungai-sungai Tigris, Efrat, dan lembah Sungai Nil bersamaan
dengan pengelolaan tanah dan air yang buruk. Hal ini membutuhkan
perhatian kita untuk bertindak tegas dalam meningkatkan sumber yang
berharga itu.
Orang telah lama mengenal dan mempergunakan kata tanah, tetapi
dalam perbincangan apa sebenarnya tanah itu? Jawabnya adalah bisa
bermacam-macam atau bahkan orang merasa kebingungan untuk
menjawab pertanyaan apa itu tanah. Tanah mempunyai
bermacam-macam pengertian yang dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan.
Semua orang yang hidup di planet bumi akan mengenal wujud tanah, akan
tetapi karena julatnya luas dan sifat serta penggunaannya oleh manusia
berbeda-beda maka tanah merupakan suatu obyek yang sangat besar.
Sehingga untuk manjawab pertanyaan apa tanah itu juga menjadi
beragam, masing-masing jawaban akan dipengaruhi oleh kepandaian
dan minat orang yang menjawab, terutama dalam sangkut pautnya dengan
tanah. Misalnya seorang petani memandang tanah sebagai tempat untuk
bercocok tanam, seorang insinyur teknik sipil memandang tanah sebagai
tempat untuk mendirikan bangunan, seorang pembuat batubata dan genteng
bahwa tanah merupakan suatu bahan yang baik atau tidak baik untuk bahan
baku, dan banyak lagi dikemukakan orang atau para ahli yang
sudah pasti mempunyai pengertian dan pandangan yang berbeda-beda.
Berdasarkan luasnya pengertian tanah, maka sudah sewajarnya ilmu
tanah merupakan ilmu pengetahuan alam yang berdiri sendiri. Tanah,
sebagaimana diperbincangkan dalam Ilmu Tanah (Soil Science), terkandung
bahan-bahan jasad hidup (organik) dan bahan-bahan bukan dari jasad hidup (anorganik) yang lazimnya disebut pelikan (mineral). Dimana
bahan-bahan anorganik dapat mendukung jasad hidup. Jasad hidup dapat
mempertahankan dan mengembangkan dirinya apabila dalam tanah itu
tersedia unsur hara, air, dan udara yang cukup.
Pengertian tentang tanah dapat ditinjau dari berbagai segi tergantung
dari latar belakang para ahli (Jamulya dan Suratman, 1983: 1-2),
beberapa definisi tentang tanah antara lain sebagai berikut:
a) JJ. Berselius (1803), seorang ahli kimia mendefinisikan tanah sebagai laboratorium kimia di alam dalam dimana berbagai proses dekomposisi dan reaksi kimia berlangsung secara tenang.
b) A.D. Thaer (1906) menyatakan bahwa permukaan planet kita ini terdiri dari bahan-bahan yang remah dan lepas yang dinamakan tanah. Tanah ini merupakan akumulasi dari berbagai unsur (Si, Al, Ca, Mg, Fe, dan lain sebagainya).
c) Fedrich Fallon (1855) seorang ahli geologi, mendefinisikan tanah adalah lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan-batuan yang telahbekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja dalam periode tertentu.
e) V.V. Dokuchaev (1879), semula ahli geologi bangsa Rusia yang kemudian memprakarsai ilmu tentang tanah yang pertama kali dinamakan “pedologi” sebagai ilmu pengetahuan alam yang berdiri sendiri. Dikatakan bahwa tanah adalah bentukan-bentukan mineral dan organik di permukaan bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup maupun yang mati, bahan induk , dan relief. Dari sudut padang Dokuchaev oleh Zakharov dianggap sebagai aksioma tanah yang pertama, yaitu tanah adalah suatu tubuh alam historis yang bebas dan terpisah. Faktor-faktor pembentuk tanah pada setiap zone iklim di daerah geografi menentukan jenis tanah yang susunan genetisnya dinyatakan oleh penampangnya yang dinamakan profil.
f) F. Marbut dari Amerika Serikat (1927), mengembangkan teori Dekuchaev, yang mendefinisikan tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tak padu, gembur, mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kima, proses kimia, sifat bilogi dan morfologi.
g) Menurut ahli pertanian, tanah adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi yang terdiri dari bahan padat, air, udara, dan jasad-jasad hidup yang bersama-sama merupakan medium bagi pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan pada berbagai definisi dari para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa tanah adalah merupakan akumulasi tubuh alam yang bebas
yang menduduki sebagian besar permukaan bumi, yang mampu menumbuhkan
tanaman dan memilki sifat-sifat tertentu sebagai akibat dari
pengaruh iklim dan jasad-jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk
dalam keadaan relatif tertentu selama jangka waktu tertentu pula.
Tanah terbentuk
melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu terdapat
hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan
tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia. Jenis tanah memiliki perbedaan antara
satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan itu terjadi karena berbagai
faktor, diantaranya adalah
- Jenis batuan
- Bahan induk
- Curah hujan
- Penyinaran matahari
- Bentuk permukaan bumi
- Organisme yang ada di tanah
- Tumbuh-tumbuhan penutup tanah (Vegetasi)
Selain itu kegiatan manusia juga berpengaruh penting dalam pembentukan
tanah. Misalnya, kegiatan pertanian, kegiatan perhutanan dan perubahan
dari pedesaan menjadi perkotaan.
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus
sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi
tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi
habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat,
tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan
air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Karakteristik tanah
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami
proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak
ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk
dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan
organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari
batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik
(organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang
terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan
pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah
organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa
asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik.
Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal
dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah
organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang)
sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi
sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di
bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral.
Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian
ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau
(debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah
lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau,
dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna
tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah
sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga,
kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan
dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia
(pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap
seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena
pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap
juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen.
Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi
teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh
kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif
menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan
suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol
atau warna yang terkonsentrasi
Struktur tanah merupakan
karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat
(butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa:
fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang
antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor
penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori).
Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar
(makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi
air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan
makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat
apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
Proses Pembentukan Tanah
Proses pembentukan tanah
diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan
kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah
komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai
tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih
menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung
hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Nah, proses
pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah.
Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap
- Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara
langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan
memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan
atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
- Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi
lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih
mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi
calon makhluk hidup.
- Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis.
Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang
ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.
- Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.
Kilasan lapangan tentang tanah
Butiran-butiran (zarah) mineral yang membentuk bagian padat dari tanah
merupakan hasil pelapukan batuan. Ukuran setiap zarah padat tersebut
sangat bervariasi dan sifat-sifat fisik dari tanah banyak tergantung
dari faktor ukuran, bentuk, dan komposisi kimia dari zarah.
Untuk lebih jelasnya tentang faktor-faktor tersebut, harus lebih
jelasnya tentang faktor-faktor tersebut, harus lebih dahulu mengenal
tipe yang membentuk batuan, dan proses pelapukan.
Berdasarkan asal mula pembentukannya, batuan dapat dibagi menjadi
tipe-tipe dasar yaitu: batuan beku (Igneous rocks), batuan sedimen
(sedimentary rocks), dan batuan metamorf (metamorphic rocks).
Batuan yang ada di permukaan bumi ini mengalami siklus seperti halnya
yang terjadi pada siklus hidrologi, siklus geologi ataupun siklus-siklus
yang lain. Siklus yang terjadi pada batuan terjadi dalam waktu yang
sangat lama. Sebagai gambaran tentang terjadinya/adanya siklus batuan
yang dapat terjadi di bumi ini, disajikan pada gambar berikut.
Gambar 1 : Diagram Siklus Batuan
Jika kita ingin mengenal dan mempelajari ujud dan sifat-sifat tanah
sesuai aslinya di lapanan, dapat kita buat lobang pada tanah.
Ternyata merupakan tubuh alam tiga demensi, yaitu mempunyai
penyebaran ke arah vertikal dan ke arah horizontal. Penyebaran ke arah
vertikal dari permukaan sampai berbatasan dengan lapisan batuan induk,
sedangkan ke arah horizonal mengikuti topografi permukaan bumi.
Penampang vertikal tanah yang kurang lebih sejajar dengan
permukaan tanah disebut “horizon tanah”. Adapun susunan dan lapisan
tanah (horizon tanah) adalah seperti dalam;
Gambar I -2.
Gamabr: 2 Horison Tanah
Lapisan atau horizon tanah tertentu suatu profil tanah umumnya
mengandung banyak bahan organik dan berwarna kehitaman, berpori-pori/
rongga-rongga tanah lebih longgar, merupakan zone perakaran dan
kegiatan organik (jasad hidup tanah). Lapisan tanah ini disebut lapisan
tanah atas (top soil) atau sering disebut horizon A. Horizon O dan A
umumnya menjadi satu kelompok lapisan tanah atas. Lapisan yang terletak
di bawahnya, secara nisbi mengandung bahan organik yang berkurang,
rongga-rongga lebih mampat, merupakan zone pengendapan koloid-koloid
tanah yang tercuci dari lapisan di atasnya. Lapisan ini disebut dengan
lapisan B dan C sebagai lapisan tanah bawah (sub soil). Hanya saja pada
lapisan C lebih mendekati lapisan R. Sedangkan makin ke bawah keadaan
rongga tanah makin rapat dan sampai pada lapisan R merupakan lapisan
batuan induk (bed rock). Lapisan yang ada di atas batuan induk yang
sudah mengalami pelapukan/penghancuran atau dari hasil pengangkutan dari
tempat lain (mencakup lapisan A - C disebut Regolith. Regolith
merupakan lapisan residual sumber bahan pelikan yang menjadi bahan induk
tanah. Jenis regolith lainnya yang penting, yang terdiri dari
bahan-bahan pelikan adalah regolith dari endapan bahan sungai, endapan
glasial, endapan gelombang, dan endapan arus serta angin.
Di suatu lokasi di mana terdapat satu jenis tanah tertentu,
sifat-sifatnya mungkin tetap konstan sampai pada jarak tertentu ke
semua jurusan. Daerah yang sifat-sifat tanahnya sama atau
konstan, menyusun suatu tubuh tanah. Namun demikian pada akhirnya suatu
perubahan nyata pada satu atau lebih faktor pembentuk tanah akan
terjadi.
Pengertian tentang lahan, dan geografi tanah, dan ruang lingkup
Pengertian lahan (land) adalah permukaan daratan dengan kekayaan
benda-benda padat, cair, dan bahkan benda gas (Suryatna, 1985: 9).
Kemudian (Karmono, 1985 dalam Haryoko, 1996: 13) memberikan
pengertian lahan adalah suatu daerah di permukaan bumi dengan
sifat-sifat tertentu yaitu adanya persamaan dalam hal geologi,
geomorfologi, atmosfir, tanah, hidrologi dan penggunaan lahan,
sifat-sifat tersebut adalah berupa iklim, batuan dan struktur,
bentuklahan dan proses, jenis tanah, tata air, dan vegetasi/
tumbuhannya.
Jadi dalam pengertian lahan terbayang dalam pikiran kita tentang apa
yang terkandung di dalamnya dan bagaimana keadaan tanahnya. Dengan
demikian lahan adalah ruang di permukaan bumi dapat sebagai sumberdaya
yang dapat dieksploitasi, dimana dalam pemanfaatannya hendaknya
dilakukan secara benar dengan mempertimbangkan kelestariannya.
Pengertian dan definisi Geografi Tanah menurut Tejoyuwono (1994:1)
adalah mempelajari agihan jenis tanah di muka daratan dan
faktor-faktor yang menentukan agihan tersebut. Selanjutnya di
jelaskan pula bahwa agihan jenis tanah membentuk suatu
bentangan atau mosaik tanah yang disebut dengan pedosfer. Tiap-tiap
wilayah memiliki mosaik tanah sendiri-sendiri karena perbedaan
fakto-kator penentunya. Suatu mosaik tanah mencitrakan
bentangtanah (soilscape) yang menjadi salah satu ciri fisik wilayah.
Maka bentangtanah menjadi anasir bentanglahan (landscape). Pemilihan
jenis tanah yang membentuk mosaik tanah dikerjakan dengan klasifikasi
tanah. Mosaik tanah sebagai fakta kewilayahan diungkapkan dalam
kartografi tanah.
Kata “geografi” dalam istilah geografi tanah digunakan untuk memberikan konteks pada sistem atau metode telaah, tidak dikonotasikan sebagai ilmu Jadi geografi tanah ialah ilmu tanah yang menelaah tanah menurut sudut pandang geografi. Geografi sebagai konteks mengimplikasikan bahwa pembicaraan mata telaah (subject matter) menempatkan segala gejala
yang tersidik dalam matra ruang atau space dimension. Bentangtanah
sebagai suatu ciri fisik wilayah mengimplikasikan potensinya
sebagai sumberdaya wilayah yang bersangkutan.
Potensi sumberdaya
selanjutnya menyediakan kriterium tataguna tanah (Tejoyuwono, 1994: 1).
Lebih lanjut dikemukakan bahwa geografi tanah dipelajari lewat pemahaman unsur-unsurnya, yang meliputi:
a) Tanah sebagai gejala bentanglahan; bentangtanah; pedosfer
b) Pelapukan; pembentukan tanah
c) Ragam dan harkat tanah dalam konsep rangkaian kausal faktor, proses dan reaksi, sifat, dan fungsi.
d) Klasifikasi tanah; kartografi tanah
e) Agihan regional tanah; sumberdaya tanah
f) Inventarisasi tanah; sistem informasi tanah.
Pendapat lain yang mengemukakan definisis geografi tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang tanah, meliputi sifat-sifat fisik, genesis, penyebaran, dan aplikasinya terhadap kehidupan manusia (Jamulya dan Suratman, 1983: 3) Karena definisi ini terbangun dari definisi geografi, yaitu
mempelajari hubungan timbal balik antara lingkungan fisik dengan
lingkungan manusia, dimana tanah dikaitkan dengan pertanyaan dalam
geografi yaitu:
a) What, yang mencakup tanah termasuk fenomena dan sifat-sifatnya (properties)
b) Why, menyangkut suatau proses beradanya atau pembentukannya (genesis tanah)
c) Where, dimana penyebarannya di permukaan bumi,
d) What for, berkenaan dalam hal hubungannya dengan kehidupan manusia atau aplikasinya.Tujuan Geografi Tanah adalah untuk mencatat (record) dan menjelaskan genesis, perkembangan, sifat-sifat dan agihan tanah-tanah pada permukaan bumi yang diwujudkan dalam peta tanah. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan metode survei tanah, yang pada garis besarnya menggunakan metode;
a) hampiran geografi dengan pendekatan fisiografi atau bentuklahan (landform) dan
b) hampiran parametrik.
Hampiran pertama (hampiran geografi) mempertimbangkan bahwa tanah
merupakan tubuh alam tiga matra sebagai salah satu anasir bentanglahan,
maka Edelman (1957) dalam Jamulya (1989: 11) telah merintis dalam
mengenalkan metode fisiografi dalam pemetaan tanah. Karena itu
pengembangannya banyak diperlukan ikatan ilmu tanah dan geomorfologi.
Dalam Geografi, studi tentang bentanglahan (landscape) yang di dalamnya termasuk studi bentuklahan (landform) merupakan obyek utama dalam geografi fisik. Bentuklahan pada dasarnya merupakan hasil pengaruh faktor-faktor struktur, proses, dan stadia. Faktor struktur sebenarnya merupakan manifestasi dari faktor topografi dan batuan, sedang faktor proses adalah akibat pengaruh faktor iklim yang menyebabkan proses geomorfologi dan pedogen, dan faktor stadia yang tergantung pada faktor waktu. Dengan demikian terdapat kesamaan antara faktor-faktor pembentuk tanah. Atas dasar kesamaan faktor-faktor tersebut satuan bentuklahan dapat dipergunakan sebagai dasar di dalam deliniasi satuan peta tanah, sehingga masalah deliniasi satuan peta dapat dibuat dengan hampiran geografi. Dalam hampiran geografi dipergunakan analisis keruangan, ekologi dan kewilayahan.
Hampiran ke 2 dalam survei tanah yaitu hampiran parametrik. Dent &
Young (dalam Jamulya (1989: 12) bahwa hampiran parametrik lebih
erat hubungannya dengan pengembangan ”soil database”. Ketersediaan
database memungkinkan analisis dilaksanakan kapan saja sesuai dengan
kebutuhan dan tidak terikat pada suatu aturan yang baku, bersifat
sendiri-sendiri untuk masing-masing parameter lahan dan secara
otomatis dalam bentuk garis pada peta (isoline). Hampiran
parametrik pada umumnya mengarah pada penggunaan analisis numerik
(numerical analysis) yang berasosiasi erat dengan analisis digital pada
penginderaann jauh.
Pada dasarnya dari kedua pendapat yang telah disitir, menerapkan atau
menggunakan pendekatan geografi dalam mempelajari tanah dalam suatu
wilayah.
https://www.facebook.com/GudangIlmu/posts/331577023654731
http://smakita.net/proses-pembentukan-tanah/
http://keisya-lamudi.blogspot.com/p/pengertian-ruang-lingkup-dan-kilasan.html