Minggu, 22 Februari 2015

tenaga pembentuk bumi

PART I OF THE WORLD GEOGRAPHY EDUCATION

dalam pelajaran geografi di SMA kita menjumpai mata pelajran tentnag tenaga pembentkan bumi,,  tenaga itu yaitu : tenga endogen ( bersifat membangun) dan tenga eksogen ( bersifat merusak)

lalu apa peran dan fungsi kedua tenaga tersebut dalam pembentukan rupa bumi kita yang sangat indah dan menabjubkan ? so ini dia penjelasanyaa..
 

1. tenga endogen ( tenaga yang berasal dari dalam bumi yang terdiri dari GERAK TEKTONIK, VULKANISME, dan SEISME )

a. gerak tektonik
gerak tektonik adalah gerak vertikal naik dan turun atau pergeseran pada suatu bagian lapisan kulit bumi, yang dapat dibedakan menjadi gerak EPIROGENETIK beupa gerak vertikal pada bagian kulit bumi yang berlangsung sangat lambat . contoh : bila pantai atau daratan terlihat naik maka disebut epirogenetik negatif karena permukaan laut nampak seolah-olah turun, begitupun sebaliknya dari fenomena sebelumnya yang disebut epirogenetik positif.
 

contoh realnya yaitu : punggung pegunungan di bawah permukaan laut disebelah selatan pulau jawa, yang hingga sekarang masig mengalam pengangkatan. gerak epirogenetik keatas dapat membentuk dome yaitu bentuk topografi permukaan bumi yang cembung berbentuk setengah lingkaran. sedangkan gerakan ke bawah dapat membentuk laut dangkal, palung laut seperti palung masar dan palung mindanau serta dpat menghasilkan basin, seperti basin banda dan basin sulawesi.

dan gerak OROGENETIK berupa gerakan horizontal maupun vertikal yang menibulkan dislokasi yaitu pergeseran latak lapisan batuan pada sebagian kerak bumi. gerakini lebih cepat membentuk lipatan dan patahan. bentuk lipatan terjadi bila terdapat tekanan horizontal pada lapisan batuanliat atau elastis sehingga terjadi penggelombangan dan terbentuk punggung ( antiklinal) dan lembah pegunungan lipatan ( sinklinal)

 b. vulkanisme
vulkanisme merupakan reaksi fisis kimiawi berupa pembebasan energi magma yang bersaldari dalam bumi sedangka magma adlaah batuan cair dan pijar yan berasaldari dalam bumi dan memiliki temperatur yang sanagt tinggi. vulkanisme menyusup kedalam lapisankulit bumi, tetapi oleh karena kurangnya gaya atau tenaga sehingga tidak dapat memembus permukaan bumi di sebut plutonsme. bentuk-bentuk plutonisme berupa :
1. sill yaitu lapisan magma yang tipis yang menyisip diantara lapisan batuan
2. lakolit lapisan magma yang menysup lapisan batuan berbentuk cembung dan luar
3. bakolit lapisan magma yang menysup lapisan batuan meliputi daerah yang snagt luas , lebih luas   dari lakolit.
dll







c. seisme ( gempa bumi)
gerakan atau getaran dai permukaan bumi, dan banyk istilh gempabumi yan enting antara lain :
 

  • hiposentrum : tempat asal atau sumber gempa bumi yang berada dalam bumi
  • episentrum   : tempat permukaan bumi yang tegak lurus dengn hiposentrum
  • pliestoseista : daerah episentrum yang paling keras getarannya
  • homosesta   : garis-garis pada peta yang menghubngkan tempat-tempat ynag sama mengalami getran yang sama juga
  • isoseista      : garis pada petayang menghubungkan temapt-tempat yang getaranya sama keras
  • seismograf  : alat untukmenyatat getaran gempa
  • seismogram : hasil cacatan yang direkam oleh seismograf yang berupa grafik
  • fokus           : yakni jarak antara ttik episentrum dan hiposentrum
untuk menghitung jarak episentrum dengan seismograf dapat digunkana rumus Laska sbb :
 


E : (s – p ) – 1 X 1 Megameter


ket :
E : Jarak episentrum, stasiun gempa
S : gelombang sekunder (II)
P : gelombang primer (I)
1 megameter = 1000 Km

menurut penyebab gempa dibedakan menjadi 3 jenis :
1. gempa tektonik / gempa dislokasi
2. gempa vulkanis
3. gempa runtuhan

berdasarkan episentrumnya gempa dibedakan menjadi :
1.gempa linier
2. gempa sentral

berdarkan keadaan hiposentrum gempa dibedakan menjaid 3 yaitu :
1. gempa dalam ( 300 - 700 km )
2. gempa intermediet ( 100 - 300 Km )
3. gempa dangkal < 100 Km.

berdasrakan letak episentrumnya di darat/ laut, dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. gempa daratan
2. gempa laut

untuk menyatakan kekuatan gempa di gunkana beberapa cara : slaka gempa yang dikemukakan yaitu Omari, Mercalli, Cancani dan Richter.

semoga bermanfaat, untuk yang tenaga eksogen part II yaaa..

Selasa, 22 April 2014




Geografi Tanahku


Pengertian tanah :



Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di planet bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup. Tanah adalah lapisan tipis kulit bumi dan terletak paling luar. Tanah merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur dengan bahan organik. Tanah mengandung partikel batuan atau mineral, bahan organik ( senyawa organik dan organisme ) air dan udara. Mineral merupakan unsur utama tanah. Pada umumnya mineral terbentuk dari padatan anorganik dan mempunyai komposisi homogen.
Thornburry (1957) seorang geomorfologis, memandang tanah adalah sebagai bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaan, sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisis, kimiawi, maupun biologis yang Manusia tergantung pada tanah dan sampai batas-batas tertentu tanah yang baik tergantung pada manusia dan pengelolanya, Tanah sebagai tubuh alam dimana tumbuhan dapat hidup. Peradaban besar selalu memiliki tanah yang baik sebagai sumber alam utama. Selanjutnya peradaban ini akan berlangsung kebesarannya selama mereka cukup baik memelihara tanahnya sebagai tubuh alam. Jatuhnya bangsa-bangsa besar yang menggunakan sungai-sungai Tigris, Efrat, dan lembah Sungai Nil bersamaan dengan pengelolaan tanah dan air yang buruk. Hal ini membutuhkan perhatian kita untuk bertindak tegas dalam meningkatkan sumber yang berharga itu.

Orang telah lama mengenal dan mempergunakan kata tanah, tetapi dalam perbincangan apa sebenarnya tanah itu? Jawabnya adalah bisa bermacam-macam atau bahkan orang merasa kebingungan untuk menjawab pertanyaan apa itu tanah. Tanah mempunyai bermacam-macam pengertian yang dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan. Semua orang yang hidup di planet bumi akan mengenal wujud tanah, akan tetapi karena julatnya luas dan sifat serta penggunaannya oleh manusia berbeda-beda maka tanah merupakan suatu obyek yang sangat besar. Sehingga untuk manjawab pertanyaan apa tanah itu juga menjadi beragam, masing-masing jawaban akan dipengaruhi oleh kepandaian dan minat orang yang menjawab, terutama dalam sangkut pautnya dengan tanah. Misalnya seorang petani memandang tanah sebagai tempat untuk bercocok tanam, seorang insinyur teknik sipil memandang tanah sebagai tempat untuk mendirikan bangunan, seorang pembuat batubata dan genteng bahwa tanah merupakan suatu bahan yang baik atau tidak baik untuk bahan baku, dan banyak lagi dikemukakan orang atau para ahli yang sudah pasti mempunyai pengertian dan pandangan yang berbeda-beda.

Berdasarkan luasnya pengertian tanah, maka sudah sewajarnya ilmu tanah merupakan ilmu pengetahuan alam yang berdiri sendiri. Tanah, sebagaimana diperbincangkan dalam Ilmu Tanah (Soil Science), terkandung bahan-bahan jasad hidup (organik) dan bahan-bahan bukan dari jasad hidup (anorganik) yang lazimnya disebut pelikan (mineral). Dimana bahan-bahan anorganik dapat mendukung jasad hidup. Jasad hidup dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya apabila dalam tanah itu tersedia unsur hara, air, dan udara yang cukup.

Pengertian tentang tanah dapat ditinjau dari berbagai segi tergantung dari latar belakang para ahli (Jamulya dan Suratman, 1983: 1-2), beberapa definisi tentang tanah antara lain sebagai berikut:
a) JJ. Berselius (1803), seorang ahli kimia mendefinisikan tanah sebagai laboratorium kimia di alam dalam dimana berbagai proses dekomposisi dan reaksi kimia berlangsung secara tenang.
b) A.D. Thaer (1906) menyatakan bahwa permukaan planet kita ini terdiri dari bahan-bahan yang remah dan lepas yang dinamakan tanah. Tanah ini merupakan akumulasi dari berbagai unsur (Si, Al, Ca, Mg, Fe, dan lain sebagainya).
c) Fedrich Fallon (1855) seorang ahli geologi, mendefinisikan tanah adalah lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batuan-batuan yang telahbekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja dalam periode tertentu.
e) V.V. Dokuchaev (1879), semula ahli geologi bangsa Rusia yang kemudian memprakarsai ilmu tentang tanah yang pertama kali dinamakan “pedologi” sebagai ilmu pengetahuan alam yang berdiri sendiri. Dikatakan bahwa tanah adalah bentukan-bentukan mineral dan organik di permukaan bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup maupun yang mati, bahan induk , dan relief. Dari sudut padang Dokuchaev oleh Zakharov dianggap sebagai aksioma tanah yang pertama, yaitu tanah adalah suatu tubuh alam historis yang bebas dan terpisah. Faktor-faktor pembentuk tanah pada setiap zone iklim di daerah geografi menentukan jenis tanah yang susunan genetisnya dinyatakan oleh penampangnya yang dinamakan profil.
f) F. Marbut dari Amerika Serikat (1927), mengembangkan teori Dekuchaev, yang mendefinisikan tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tak padu, gembur, mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kima, proses kimia, sifat bilogi dan morfologi.
g) Menurut ahli pertanian, tanah adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi yang terdiri dari bahan padat, air, udara, dan jasad-jasad hidup yang bersama-sama merupakan medium bagi pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan pada berbagai definisi dari para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tanah adalah merupakan akumulasi tubuh alam yang bebas yang menduduki sebagian besar permukaan bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan memilki sifat-sifat tertentu sebagai akibat dari pengaruh iklim dan jasad-jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relatif tertentu selama jangka waktu tertentu pula.

Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia. Jenis tanah memiliki perbedaan antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan itu terjadi karena berbagai faktor, diantaranya adalah
- Jenis batuan
- Bahan induk
- Curah hujan
- Penyinaran matahari
- Bentuk permukaan bumi
- Organisme yang ada di tanah
- Tumbuh-tumbuhan penutup tanah (Vegetasi)
Selain itu kegiatan manusia juga berpengaruh penting dalam pembentukan tanah. Misalnya, kegiatan pertanian, kegiatan perhutanan dan perubahan dari pedesaan menjadi perkotaan.
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.

Karakteristik tanah

Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.

Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.

Proses Pembentukan Tanah 

Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Nah, proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah.

Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap

  1. Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
  2. Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
  3. Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.
  4. Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.

Kilasan lapangan tentang tanah

Butiran-butiran (zarah) mineral yang membentuk bagian padat dari tanah merupakan hasil pelapukan batuan. Ukuran setiap zarah padat tersebut sangat bervariasi dan sifat-sifat fisik dari tanah banyak tergantung dari faktor ukuran, bentuk, dan komposisi kimia dari zarah. Untuk lebih jelasnya tentang faktor-faktor tersebut, harus lebih jelasnya tentang faktor-faktor tersebut, harus lebih dahulu mengenal tipe yang membentuk batuan, dan proses pelapukan.
Berdasarkan asal mula pembentukannya, batuan dapat dibagi menjadi tipe-tipe dasar yaitu: batuan beku (Igneous rocks), batuan sedimen (sedimentary rocks), dan batuan metamorf (metamorphic rocks). Batuan yang ada di permukaan bumi ini mengalami siklus seperti halnya yang terjadi pada siklus hidrologi, siklus geologi ataupun siklus-siklus yang lain. Siklus yang terjadi pada batuan terjadi dalam waktu yang sangat lama. Sebagai gambaran tentang terjadinya/adanya siklus batuan yang dapat terjadi di bumi ini, disajikan pada gambar berikut.



                                                            Gambar 1 : Diagram Siklus Batuan

Jika kita ingin mengenal dan mempelajari ujud dan sifat-sifat tanah sesuai aslinya di lapanan, dapat kita buat lobang pada tanah. Ternyata merupakan tubuh alam tiga demensi, yaitu mempunyai penyebaran ke arah vertikal dan ke arah horizontal. Penyebaran ke arah vertikal dari permukaan sampai berbatasan dengan lapisan batuan induk, sedangkan ke arah horizonal mengikuti topografi permukaan bumi. Penampang vertikal tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah disebut “horizon tanah”. Adapun susunan dan lapisan tanah (horizon tanah) adalah seperti dalam;
Gambar I -2.



                                                           Gamabr: 2 Horison Tanah

Lapisan atau horizon tanah tertentu suatu profil tanah umumnya mengandung banyak bahan organik dan berwarna kehitaman, berpori-pori/ rongga-rongga tanah lebih longgar, merupakan zone perakaran dan kegiatan organik (jasad hidup tanah). Lapisan tanah ini disebut lapisan tanah atas (top soil) atau sering disebut horizon A. Horizon O dan A umumnya menjadi satu kelompok lapisan tanah atas. Lapisan yang terletak di bawahnya, secara nisbi mengandung bahan organik yang berkurang, rongga-rongga lebih mampat, merupakan zone pengendapan koloid-koloid tanah yang tercuci dari lapisan di atasnya. Lapisan ini disebut dengan lapisan B dan C sebagai lapisan tanah bawah (sub soil). Hanya saja pada lapisan C lebih mendekati lapisan R. Sedangkan makin ke bawah keadaan rongga tanah makin rapat dan sampai pada lapisan R merupakan lapisan batuan induk (bed rock). Lapisan yang ada di atas batuan induk yang sudah mengalami pelapukan/penghancuran atau dari hasil pengangkutan dari tempat lain (mencakup lapisan A - C disebut Regolith. Regolith merupakan lapisan residual sumber bahan pelikan yang menjadi bahan induk tanah. Jenis regolith lainnya yang penting, yang terdiri dari bahan-bahan pelikan adalah regolith dari endapan bahan sungai, endapan glasial, endapan gelombang, dan endapan arus serta angin.
Di suatu lokasi di mana terdapat satu jenis tanah tertentu, sifat-sifatnya mungkin tetap konstan sampai pada jarak tertentu ke semua jurusan. Daerah yang sifat-sifat tanahnya sama atau konstan, menyusun suatu tubuh tanah. Namun demikian pada akhirnya suatu perubahan nyata pada satu atau lebih faktor pembentuk tanah akan terjadi.

Pengertian tentang lahan,  dan geografi tanah, dan ruang lingkup

Pengertian lahan (land) adalah permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair, dan bahkan benda gas (Suryatna, 1985: 9). Kemudian (Karmono, 1985 dalam Haryoko, 1996: 13) memberikan pengertian lahan adalah suatu daerah di permukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu yaitu adanya persamaan dalam hal geologi, geomorfologi, atmosfir, tanah, hidrologi dan penggunaan lahan, sifat-sifat tersebut adalah berupa iklim, batuan dan struktur, bentuklahan dan proses, jenis tanah, tata air, dan vegetasi/ tumbuhannya.
Jadi dalam pengertian lahan terbayang dalam pikiran kita tentang apa yang terkandung di dalamnya dan bagaimana keadaan tanahnya. Dengan demikian lahan adalah ruang di permukaan bumi dapat sebagai sumberdaya yang dapat dieksploitasi, dimana dalam pemanfaatannya hendaknya dilakukan secara benar dengan mempertimbangkan kelestariannya.

Pengertian dan definisi Geografi Tanah menurut Tejoyuwono (1994:1) adalah mempelajari agihan jenis tanah di muka daratan dan faktor-faktor yang menentukan agihan tersebut. Selanjutnya di jelaskan pula bahwa agihan jenis tanah membentuk suatu bentangan atau mosaik tanah yang disebut dengan pedosfer. Tiap-tiap wilayah memiliki mosaik tanah sendiri-sendiri karena perbedaan fakto-kator penentunya. Suatu mosaik tanah mencitrakan bentangtanah (soilscape) yang menjadi salah satu ciri fisik wilayah. Maka bentangtanah menjadi anasir bentanglahan (landscape). Pemilihan jenis tanah yang membentuk mosaik tanah dikerjakan dengan klasifikasi tanah. Mosaik tanah sebagai fakta kewilayahan diungkapkan dalam kartografi tanah.
Kata “geografi” dalam istilah geografi tanah digunakan untuk memberikan konteks pada sistem atau metode telaah, tidak dikonotasikan sebagai ilmu Jadi geografi tanah ialah ilmu tanah yang menelaah tanah menurut sudut pandang geografi. Geografi sebagai konteks mengimplikasikan bahwa pembicaraan mata telaah (subject matter) menempatkan segala gejala yang tersidik dalam matra ruang atau space dimension. Bentangtanah sebagai suatu ciri fisik wilayah mengimplikasikan potensinya sebagai sumberdaya wilayah yang bersangkutan.

 Potensi sumberdaya selanjutnya menyediakan kriterium tataguna tanah (Tejoyuwono, 1994: 1).
Lebih lanjut dikemukakan bahwa geografi tanah dipelajari lewat pemahaman unsur-unsurnya, yang meliputi:
a) Tanah sebagai gejala bentanglahan; bentangtanah; pedosfer
b) Pelapukan; pembentukan tanah
c) Ragam dan harkat tanah dalam konsep rangkaian kausal faktor, proses dan reaksi, sifat, dan fungsi.
d) Klasifikasi tanah; kartografi tanah
e) Agihan regional tanah; sumberdaya tanah
f) Inventarisasi tanah; sistem informasi tanah.

Pendapat lain yang mengemukakan definisis geografi tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang tanah, meliputi sifat-sifat fisik, genesis, penyebaran, dan aplikasinya terhadap kehidupan manusia (Jamulya dan Suratman, 1983: 3) Karena definisi ini terbangun dari definisi geografi, yaitu
mempelajari hubungan timbal balik antara lingkungan fisik dengan lingkungan manusia, dimana tanah dikaitkan dengan pertanyaan dalam geografi yaitu:
a) What, yang mencakup tanah termasuk fenomena dan sifat-sifatnya (properties)
b) Why, menyangkut suatau proses beradanya atau pembentukannya (genesis tanah)
c) Where, dimana penyebarannya di permukaan bumi,
d) What for, berkenaan dalam hal hubungannya dengan kehidupan manusia atau aplikasinya.Tujuan Geografi Tanah adalah untuk mencatat (record) dan menjelaskan genesis, perkembangan, sifat-sifat dan agihan tanah-tanah pada permukaan bumi yang diwujudkan dalam peta tanah. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan metode survei tanah, yang pada garis besarnya menggunakan metode;
a) hampiran geografi dengan pendekatan fisiografi atau bentuklahan (landform) dan
b) hampiran parametrik.

Hampiran pertama (hampiran geografi) mempertimbangkan bahwa tanah merupakan tubuh alam tiga matra sebagai salah satu anasir bentanglahan, maka Edelman (1957) dalam Jamulya (1989: 11) telah merintis dalam mengenalkan metode fisiografi dalam pemetaan tanah. Karena itu pengembangannya banyak diperlukan ikatan ilmu tanah dan geomorfologi.
Dalam Geografi, studi tentang bentanglahan (landscape) yang di dalamnya termasuk studi bentuklahan (landform) merupakan obyek utama dalam geografi fisik. Bentuklahan pada dasarnya merupakan hasil pengaruh faktor-faktor struktur, proses, dan stadia. Faktor struktur sebenarnya merupakan manifestasi dari faktor topografi dan batuan, sedang faktor proses adalah akibat pengaruh faktor iklim yang menyebabkan proses geomorfologi dan pedogen, dan faktor stadia yang tergantung pada faktor waktu. Dengan demikian terdapat kesamaan antara faktor-faktor pembentuk tanah. Atas dasar kesamaan faktor-faktor tersebut satuan bentuklahan dapat dipergunakan sebagai dasar di dalam deliniasi satuan peta tanah, sehingga masalah deliniasi satuan peta dapat dibuat dengan hampiran geografi. Dalam hampiran geografi dipergunakan analisis keruangan, ekologi dan kewilayahan.
Hampiran ke 2 dalam survei tanah yaitu hampiran parametrik. Dent & Young (dalam Jamulya (1989: 12) bahwa hampiran parametrik lebih erat hubungannya dengan pengembangan ”soil database”. Ketersediaan database memungkinkan analisis dilaksanakan kapan saja sesuai dengan kebutuhan dan tidak terikat pada suatu aturan yang baku, bersifat sendiri-sendiri untuk masing-masing parameter lahan dan secara otomatis dalam bentuk garis pada peta (isoline). Hampiran parametrik pada umumnya mengarah pada penggunaan analisis numerik (numerical analysis) yang berasosiasi erat dengan analisis digital pada penginderaann jauh.
Pada dasarnya dari kedua pendapat yang telah disitir, menerapkan atau menggunakan pendekatan geografi dalam mempelajari tanah dalam suatu wilayah.




https://www.facebook.com/GudangIlmu/posts/331577023654731
http://smakita.net/proses-pembentukan-tanah/
http://keisya-lamudi.blogspot.com/p/pengertian-ruang-lingkup-dan-kilasan.html